Gunung salak
http://www.merbabu.com/gunung/gunung_salak.php
Gunung Salak memiliki banyak puncak
di antaranya puncak Salak 1 dengan ketinggian 2.211 mdpl.Gunung Salak sejak
jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, dahulu terdapat patung
pemujaan di puncak gunung Salak.Terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang
sering dikunjungi para pejiarah.
Di kaki Gunung Salak banyak terdapat
tempat-tempat keramat, makam keramat ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu
Siliwangi .Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim
penghujan jalur menjadi becek seperti rawa, licin sekali dan banyak
lintah.Selain itu angin seringkali bertiup kencang.
Gunung ini dapat didaki dari
beberapa jalur diantaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari
Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, dari Cangkuang ini
ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru
yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah
adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan
Cidahu.Jalur lainnya adalah jalur Desa Girijaya dan Jalur Desa Kutajaya /
Cimelati.Jalur yang banyak terdapat air terjunnya adalah jalur Pasir Rengit.
JALUR CANGKUANG CIDAHU
Wana Wisata Cangkuang Cidahu ini
selain menjadi tempat perkemahan dengan pemandangan air terjun yang indah,
sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Kawah Ratu. Dari Jalur ini
pendaki juga dapat menuju ke puncak gunung Salak I. Dari Jakarta kita dapat
menggunakan bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi
turun di Cicurug. Selanjutnya dari Cicurug disambung dengan mobil angkot
jurusan Cidahu.
Di sekitar pintu masuk Wana Wisata
ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat
warung-warung makanan.Untuk menuju ke air terjun kita harus turun ke bawah dari
MCK di dekat pintu masuk pendaftaran.Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan
waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak
I diperlukan waktu sekitar 8 jam.Dari Bumi perkemahan menuju Shelter I Jalur
awal curam berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kita mulai memasuki kawasan
hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian
kita akan menempuh jalur yang berfariasi, datar, naik dan turun.
Menuju Shelter II jalur mulai lembab
dan basah, dimusim penghujan banyak terdapat pacet. Beberapa sungai kecil akan
kita lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Kita akan
menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap
menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila
hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di
sarang mereka disekitar jalur ini.
Di Shelter II ini terdapat tempat
yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang
masih lebat.Di dekat Shelter II ini terdapat sungai yang kering pada saat musim
kemarau.
Menuju Shelter III kita akan
melewati jalan-jalan yang becek dan berlumpur dan banyak pacet terutama di
musim hujan. Bahkan Di beberapa tempat jalur berupa tanah licin yang curam,
namun kita masih agak tertolong adanya akar-akar pohon.Shelter III tempatnya
luas dan terdapat sungai yang jernih, di tempat ini pendaki dapat mendirikan
tenda.
Untuk menuju Shelter IV jalur
semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah.
Di beberapa tempat kita akan melewati tempat-tempat becek yang kadang
kedalamannya mencapai dengkul kaki. Jalur akan semakin parah pada saat musim
hujan dan banyak sekali pacet. Kita akan melewati dua buah sungai yang jernih
airnya, sebaiknya kita mengambil air bersih disini karena disini lah sumber air
bersih terakhir terutama di musim kemarau.
Shelter IV berupa persimpangan
jalan, untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju
ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan.Di shelter IV yang cukup luas ini
pendaki juga dapat mendirikan tenda.Di sebelah kanan shelter IV terdapat sungai
kecil yang kering dimusim kemarau.
MENUJU KAWAH RATU
Dari Shelter IV masih diperlukan
waktu sekitar 1 jam untuk menuju Kawah Ratu. Kawah ini terdiri 3 kawah; Kawah
Ratu (paling besar), Kawah Paeh (kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup).Kawah
Ratu termasuk kawah aktif dan secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang.
Dianjurkan agar berhati -hati
setibanya di kawasan Kawah Ratu, perhatikan jalan yang dilalui.Di kiri-kanan
tampak letupan -letupan kecil kawah aktif yang bersuhu sangat panas.Kawah ratu
berupa sungai dengan batu-batuan belerang yang menghasilkan panas, air yang
mengalir terasa hangat ada juga yang sangat panas.
Banyak wisatawan baik tua maupun
anak-anak datang ketempat ini untuk mandi dan melumuri badan dengan belerang
yang berkasiat menghilangkan penyakit kulit maupun memutihkan badan.Sebaiknya
kita tidak berlama-lama di Kawah Ratu terutama di musim penghujan. Dilarang
mendirikan tenda di Kawah Ratu dan tidak minum air Kawah Ratu yang sudah
bercampur dengan air belerang.
MENUJU PUNCAK GUNUNG SALAK
Dari Shelter IV kita berbelok ke
kanan setelah melewati sungai kecil kita akan bertemu dengan jalur lama di
sebuah tempat yang agak luas. Untuk menuju ke puncak kita berjalan ke kiri
mengikuti pagar kawat berduri.Jalur agak landai menyusuri punggung gunung yang
becek dan di selimuti hutan lebat.Di sisi kiri dan kanan jalur ini banyak
ditumbuhi pohon pandan yang daunnya berduri tajam menghalangi jalan, sehingga
kita perlu agak hati-hati.
Di musim penghujan jalur ini sangat
becek seperti rawa-rawa dan banyak pacet/lintah.Berhubung jalur ini jarang
dilalui dan seringkali hilang tertutup pohon dan rumput sebaiknya membawa golok
untuk membuka jalur. Setelah 1 jam melintasi rawa-rawa Jalur semakin curam
melintasi akar-akar pohon dan bebatuan menyusuri sisi tebing yang sangat
berbahaya. Jalur kadang sedikit menurun, agak landai, kemudian kembali menanjak
tajam. 1 jam kemudian kita akan sampai di Shelter 3 jalur lama.
Dari Shelter 3 menuju Shelter 4 kita
membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan melintasi akar-akar pohon, yang tertutup
tanah lunak sehingga kaki bisa kejeblos. Bila angin bertiup kencang maka
pohon-pohon akan bergoyang dan tanah yang kita injak pun akan bergoyang. Dari
tempat ini kita dapat melihat Kawah Ratu dengan sangat jelas. Di sekitar daerah
ini kadangkala kita akan mencium bau belerang yang berasal dari Kawah.
Jalur ini sangat sempit dengan sisi
kiri kanan berupa jurang yang curam dan dalam.Jalur berfariasi sedikit turunan
kemudian sedikit landai, lalu kita mulai mendaki punggung yang curam kembali.Shelter
IV ada sedikit ruang untuk mendirikan 1 buah tenda kecil dengan sisi kanan
berupa jurang.Bau belerang yang berasal dari Kawah Ratu kadang tercium ketika
angin bertiup ke arah puncak gunung.
Sekitar 1 jam menuju Shelter 5 jalur
sedikit menurun kemudian kembali menanjak tajam, menyusuri punggung gunung di
antara akar-akar pohon-pohon. Kemudian kita akan memanjat tebing batu curam,
kedua tangan kita harus mencari pegangan batu, sehingga semua barang bawaan
harus diikat atau dimasukkan kedalam tas. Di Shelter 5 pendaki dapat mendirikan
tenda, tempat ini agak luas sehingga bisa digunakan untuk mendirikan beberapa
tenda.Menuju Shelter 6 memerlukan waktu sekitar 1 Jam Jalur semakin curam dan
berbahaya, jalur begitu sempit sehingga tidak ada tempat untuk beristirahat.
Menuju Shelter 7 jalur semakin curam dan berbahaya kita perlu waktu sekitar 1
jam untuk mendaki punggung gunung yang semakin menanjak. Jalur kebanyakan
melintasi akar-akar pohon sehingga bila angin bertipu kencang kita pun akan
bergoyang-goyang sehingga menggetarkan jantung.
Di shelter 7 ini terdapat
percabangan jalur yakni pertemuan dengan jalur pendakian yang berasal dari
Girijaya.Dari Shelter 7 kita hanya tinggal membutuhkan waktu sekitar 10 menit
untuk menuju puncak gunung Salak I, jalur sudah tidak terlalu curam lagi, masih
melintasi akar-akar pohon dan batu-batuan berselimut tanah gembur.
Puncak gunung Salak I masih banyak
ditumbuhi pohon-pohon besar, tempat ini sangat luas dapat digunakan untuk
mendirikan beberapa tenda.Terdapat beberapa makam kuno salah satunya makam
Embah Gunung Salak.Terdapat juga sebuah pondok untuk beristirahat bagi para
pejiarah, Air hujan dari pondok ini ditampung dalam sebuah bak penampungan,
sehingga dapat digunakan oleh para pendaki dan para pejiarah.Angin kencang
sering bertiup, terutama di musim penghujan.
Untuk mendaki gunung Salak sebaiknya
dilakukan pada pertengahan musim kemarau, biasanya jalur tidak terlalu becek,
kemungkinan hujan tidak turun, tidak ada pacet / lintah, angin tidak terlalu
kencang.Di musim penghujan jalur tertutup tanaman harus membawa golok untuk
membuka jalur terutama alang-alang dan daun pandan yang berduri tajam.Lakukan
pendakian pada siang hari karena pendakian di malam hari sangat berbahaya
berhubung banyaknya jalur-jalur yang sempit menyusuri jurang, juga banyaknya
jalur yang memerlukan bantuan kedua tangan kita untuk berpegangan sehingga
sulit memegang lampu senter.
JALUR GIRI JAYA ( CURUG PILUNG )
Untuk menuju puncak Gunung Salak
pendaki dapat melalui Jalur Giri Jaya dengan waktu tempuh sekitar 5 - 8 jam
perjalanan.Jalur ini tepatnya berada di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri
Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju desa Giri Jaya dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan Ojek dari Cicurug dengan ongkos sekitar
Rp. 15.000,- Atau pendaki dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 3,5
jam perjalanan.
Tidak ada kendaraan umum yang menuju
Giri Jaya sehingga tempat ini tidak begitu dikenal.Namun angkutan umum
seringkali dicarter untuk mengantarkan para pejiarah. Pendaki dapat mencarter
angkutan umum dari pasar Cicurug dengan tarif sekitar Rp.70.000,- sebelumnya
harus ditanyakan dahulu kepada sopirnya apakah pernah mengantar ke Kompleks
makam Eyang Santri Girijaya. Sesampainya kita di pintu masuk Wana Wisata Curug
Pilung, dengan berjalan kaki beberapa meter kita akan melihat gapura pintu
masuk Pasareyan Eyang Santri. Kita akan melewati kompleks makam yang penuh
suasana magis. Jalan setapak di kompleks Pasareyan Eyang Santri sangat bersih
dan rapi.Makam keramat ini seringkali dikunjungi oleh para pejiarah dari luar
Sukabumi.
Dari kompleks pasareyan Eyang Santri
kita berjalan melalui rumah-rumah penduduk, kemudian akan sampai di kebun-kebun
penduduk. Setelah berjalan sekitar 15 menit kita akan sampai disebuah tempat
yang sering digunakan Eyang Santri untuk bertapa. Di pertapaan ini terdapat
MCK, pendaki harus mengambil air bersih disini karena selebihnya hingga
mencapai puncak tidak terdapat mata air.
Terdapat Air terjun yang sangat
indah di bawah pertapaan Eyang Santri, air terjun Curug pilung di atasnya lebar
seperti danau, baru airnya tumpah membentuk air terjun. Para pendaki yang
berkemah di sekitar tempat ini harus berhati-hati, karena sering diganggu oleh
babi hutan.Biasanya para pendaki menginap di Pondok Pak Irwan.Pak Irwan sangat
baik banyak membantu para pendaki yang kesasar turun melalui jalur ini setelah
mendaki Gunung Salak.
Dari Pertapaan Eyang Santri jalur
masih agak landai melewati pohon-pohon damar yang masih pendek, di siang hari
sangat panas namun pemandangan sangat indah.Bila cuaca bagus kita dapat
menyaksikan puncak Gunung Gede dan Pangrango dengan sangat jelas.Lereng-lereng
Gunung Salak sangat indah sekali, banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan
lebat.Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis. Sekitar 1 jam perjalanan jalur
masih agak landai melewati jalan air yang sempit dan licin. Di beberapa tempat
banyak ditumbuhi pohon pisang dan pandan.
Jalur mulai menanjak curam melewati
tanah yang lunak sehingga sangat licin, di musim penghujan jalur ini sangat
licin sekali dan banyak terdapat pacet.Di sisi jalur juga sering kita jumpai
pohon pandan dengan daun yang berduri tajam menghalangi jalur. Pendaki tidak
akan menemukan tempat yang cukup luas dan kering untuk mendirikan tenda. Sekitar
3 hingga 4 jam perjalanan kita akan sampai di sebuah makam Pangeran Santri. Di
sekitar makam keramat ini terdapat mushola dan sebuah pondok.Di belakang pondok
terdapat bak penampungan air yang berasal dari pipa saluran air.
Dari
makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan
tanah, masih diperlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan untuk menuju puncak. Di
beberapa tempat kita harus melintasi batu-batu besar yang licin sehingga harus
berhati-hati karena di samping kita adalah jurang. Kadangkala kita harus
melewati akar-akar pohon yang tertutup lumut dan sedikit tanah, sehingga
seringkali kaki dapat berhati-hati untuk tetap menginjak akar, karena bila
menginjak tanah akan kejeblos ke dalam celah-celah akar. Rombongan monyet
kadangkala melintas di atas pohon, burung-burung langkapun seringkali melintas
di atas kita.
sumber:
-google
-wordpress.com